Sistem Koloid
SISTEM KOLOID
Kompetensi Dasar (KD):
3.9 Mengevaluasi sistem
koloid
4.9 Melakukan percobaan
untuk membuktikan sistem koloid di bidang pariwisata
Mayones merupakan salah satu koloid
termasuk jenis emulsi.
Mayones merupakan salah satu bahan penting
untuk membuat salad dan hamburger. Mayonnaise adalah jenis bahan pangan berupa emulsi setengah
padat yang dibuat dari minyak nabati, cuka/lemon juice, dan kuning
telur. Pada dasarnya minyak dan air dari cuka/lemon juice tidak dapat
bersatu, tetapi pada pembuatan mayones kuning telur adalah pengemulsi yang
sangat kuat dan dapat menyatukannya.
Koloid
yang lain sering kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari seperti agar –
agar, susu, keju, buih sabun,
styreoform, kabut dan hair spray. Bagaimana sifat – sifat koloid?
Yuk, kita pelajari di kegiatan belajar berikut ini.
I.
Pengertian
Koloid
Sistem koloid
atau disebut koloid merupakan campuran heterogen dua fase yang komponennya
terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi. Ukuran partikel
terdispersi antara 1-1000 nm. Dalam sistem koloid terdapat dua istilah yaitu zat
terdispersi dan medium pendispersi.
Pada sistem
koloid partikel terdispersi menyebar sangat baik pada medium pendispersinya,
contohnya asap (partikel terdispersi) menyebar sangat baik dalam udara (medium
pendispersi). Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa gas, cair
maupun padat.
dispersi antara 2 gas tidak membentuk
koloid, kedu gas tersebut membentuk larutan sejati
Time to Kuis....
Coba cek pengetahuan tentang sistem koloid pada gambar di
bawah ini!.....
Gambar A=.............................
Gambar B=............................
Gambar C=............................
Gambar D=............................
Gambar E=............................
Gambar F=............................
Gambar G=............................
Coba cek jawabanmu
Kunci Jawaban Kuis (gambar):
(A) gelatin (gel),
(B) asap (aerosol padat),
(C) mentega (emulsi padat),
(D) mayones (emulsi cair),
(E) awan (aerosol cair),
(F) marshmallows (busa), dan
(G) whipped cream (busa).
berapa % jawabanmu yang benar?... jika < 50% maka pelajari lagi tentang jenis koloid di atas
I. Sifat Koloid
Koloid
mempunyai beberapa sifat, antara lain menghamburkan cahaya, bermuatan listrik,
dan dapat mengalami pengendapan.
a. Efek Tyndall
Perhatikan
gambar di bawah ini!
Gelas manakah yang berisi sistem kolid?
Gambar 9.4 pada saat cahaya dilewatkan melalui suatu larutan (kiri)
jalannya sinar tidak terlihat, sedangkan saat sinar dilewatkan pada koloid,
jalannya sinar terlihat.
Jika
sorotan cahaya yang kuat dilewatkan pada suatu koloid maka tampak hamburan
sinar dari koloid tersebut. Fenomena bahwa koloid menghamburkan sinar disebut
efek Tyndall, Seperti terlihat pada Gambar 9.4 yang berisi koloid adalah gelas
B. sedangkan gelas A berisi larutan.
Salah
satu peristiwa efek Tyndal dalam kehidupan sehari – hari adalah sinar matahari
dihamburkan ketika melewati hutan yang berkabut.
Efek
Tyndal merupakan salah satu cara sederhana untuk membedakan koloid dan larutan
sejati sebab larutan sejati tidak menunjukkan efek Tyndall.
b. Gerak Brown
Gerak
Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan atau gerak zig zag partikel
koloid.
Perhatikan
Gambar 9.6
Gambar 9.6 Ilustrasi Gerak brown
Gerakan ini terjadi karena benturan tidak teratur antara
partikel koloid terdispersi dan medium pendispersi. Benturan ini mengakibakan
partikel koloid bergetar dengan arah tidak beraturan dan jarak yang pendek.
Gerak zig zag akibat benturan dari partikel pendispersi menyebabkan sistem
koloid tetap stabil, tetap homogen, dan tidak mengendap.
c. Sifat Kelistrikan
Partikel
koloid dapat memiliki muatan positif
atau negatif. Muatan partikel koloid dapat terjadi karena absorpsi ion dari
medium pendispersinya dan ionisasi gugus permukaan.
a. Absorpsi ion dari medium
pendispersinya
Contoh: sol Fe(OH)3
dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga menjadi koloid bermuatan positif,
diilustrasikan pada gambar 9.7.
Sifat adsorpsi koloid dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari untuk
proses – proses berikut:
a) Menjernihkan
larutan gula (sirup) atau larutan garam.
Koloid
yang digunakan adalah putih telur. Larutan
gula atau garam dipanaskan dan diaduk,
masukkan putih telur, aduk terus sambil terus dipanaskan. Putih telur
akan menggumpal dan mengabsaprsi (menyerap) kotoran yang ada. Hal serupa
sering dilakukan untuk menjernihkan kaldu.
b) Menjernihkan
air
Larutan
koloid yang digunakan adalah tawas. Tawas dalam air akan menghasilkan senyawa
Al(OH)3 yang sukar larut dalam air sehingga membentuk koloid.
Partikel koloid yang terbentuk dapat mengikat kotoran-kotoran dalam air, membentuk
gumpalan yang selanjutnya mengendap; sehingga air menjadi jernih.
c) Menghilangkan
bau badan
Untuk
menghilangkan bau badan digunakan aluminium stearat yang digosokan pada
badan atau ketiak. Pada saat keringat keluar, aluminium stearate akan menyerap
bau badan dan membentuk koloid.
d) Proses penyembuhan sakit perut karena bakteri pathogen
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Dalam usus,
campuran serbuk karbon dengan air membentuk sistem koloid yang dapat
mengadsorpsi bakteribakteri berbahaya dan kelebihan gas yang mengganggu sistem
pencernaan.
e) Adsorpsi racun – racun berwujud gas dengan arang halus pada penggunaan
masker gas.
a. Ionisasi gugus permukaan
Gugus
yang terdapat pada suatu senyawa koloid dapat mengalami ionisasi. Contoh partikel
sol protein dapat bermuatan positif atau negatif tergantung pada pH larutan.
Partikel sol protein pada pH rendah bermuatan positif, sedangkan pada pH tinggi
bermuatan negative. pH diantara keduanya ini disebut titik isoelektrik.
d.
Elektroforesis
Adalah
peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik. Partikel koloid yang
bermuatan dapat dipengaruhi oleh arus listrik searah. Koloid positif tertarik
ke elektrode negatif, sedangkan koloid negatif tertarik ke electrode positif seperti
ilustrasi pada gambar 9.8
Prinsip elektroforesis dapat
diterapkan dalam :
a)
Pemisahan macam-macam protein
dalam larutan. Muatan pada molekul protein berbeda bergantung pada pH larutan.
Dengan mengatur pH larutan, pemisahan protein dapat dilakukan.
b)
Melapisi lateks atau melapisi anti
karat pada badan mobil Partikel-partikel lateks yang bermuatan seperti cat
tertarik pada logam, dengan mengalirkan muatan listrik pada logam yang
berlawanan dengan muatan cat, maka cat akan menempel pada logam. Pelapisan
logam oleh cat dengan cara ini lebih kuat dibandingkan dengan cara konvensional
seperti pada koas.
e.
Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa
terjadinya pengendapan pada koloid. Penggumpalan partikel terjadi karena adanya kerusakan
stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda
muatan sehingga membentuk partikel yang lebih
besar. Koagulasi dapat dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan,
penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan
elektroforesis.
Contoh koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu
pada penggumpalan susu yang basi dan telur yang direbus
hingga membeku atau santan yang mengendap.
Beberapa contoh proses
koagulasi seperti:
- Pembentukan delta dimuara sungai Pada dasarnya pembentukan delta disebabkan oleh proses koagulasi lumpur yang terbawa oleh air sungai akibat melimpahnya elektrolit dalam air laut seperti Na+ dan Mg2+. Lumpur yang terbawa air sungai kelaut bermuatan negatif akibat mengadsorbsi ion-ion bermuatan negatif dari tanah. Ketika lumpur tersebut sampai kelaut, lumpur akan bertemu dengan ion-ion bermuatan positif seperti Na+ dan Mg2+ yang tersedia melimpah dilaut akibatnya lumpur kehilangan muatan dan mengendap sehingga terbentuk delta.
- Penyaringan asap dan debu melalui cerobong asap pabrik dengan menggunakan alat Cottrell. Debu dan asap itu akan diikat oleh elektroda-elektroda.
- Penggumpalan lateks (koloid karet) dengan cara menambahkan asam asetat ke dalam lateks.
- Pembuatan keju dengan penambahan rennet (zat tertentu) kedalam susu, yang dapat mendestabilkan dispersi koloid dan menyebabkan susu menggumpal
I.
Koloid Liofil dan Liofob
Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi terhadap
medium pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat dibedakan menjadi dua
jenis.
Sistem koloid
di mana partikel terdispersnya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar
disebut koloid liofil dan sistem koloid dimana partikel terdispersinya
mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob.
- Kolid liofil bersifat lebih stabil, berfungsi sebagai koloid
pelindung.
Koloid liofil (suka cairan): koloid di mana terdapat gaya tarik
menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersinya.
Contohnya, dispersi kanji, sabun, deterjen, dan protein dalam air.
- koloid liofob bersifat kurang stabil.
Koloid liofob (tidak suka
cairan): koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang lemah atau bahkan
tidak ada gaya tarik menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersinya.
Contohnya, dispersi emas, Fe(OH)3 , dan belerang dalam air.
Jika medium
pendispersi koloid ini adalah air, maka istilah yang digunakan adalah koloid
hidrofil dan koloid hidrofob.
-
Contoh koloid hidrofil: protein, sabun, deterjen, agar-agar,
kanji, dan gelatin.
-
Contoh koloid hidrofob : susu, mayonaise, sol belerang, sol
Fe(OH)3 , sol-sol sulfida, dna sol-sol logam.
Kerjakan Kuis:
uji kemampuanmu dengan mengerjakan kuis melalui tautan berikut:
Komentar
Posting Komentar